Kembali Sadar : bangun tidur

Bila kembali melihat tulisan-tulisan lama dalam blog yang satu ini, dan mendengarkan keluhan teman-teman tentang tidak ada isi yang dapat mereka dapatkan ketika membaca, rasa-rasanya memang tidak adil ketika tulisan demi tulisanku hanya kemudian menjadi bagian dari tong sampah. Pun meskipun begitu, aku sendiri masih mengingat, dengan sangat rinci seorang teman pernah mengatakan dengan nada yang cukup tegas (separoh dipaksakan biar terlihat seriusj)

“Mar, kamu tahu?’ katanya dengan nada yang menurun sambil menatap mataku tajam ” lebih baik pikiran tentang sesuatu itu segera dituliskan” lanjutnya “sebab pikiran yang tidak kamu tuliskan akan menjadi sampah dalam pikiran. Tahu? menjadi kertas yang dibuang di tong sampah jauh lebih baik dibandingkan menjadi sampah dalam pikiranmu”

Kembali pada titik kesadaran, itulah yang kemudian menjadi topik paling menarik beberapa hari ini. Kembali menulis pada lembar-lembar pemaknaan harian, kembali melihat catatan-catatan tercecer di kamar, kembali mendengarkan suara kekasih yang membisikkan kerinduannya pada ilmu, atau bahkan kembali duduk menyegarkan diri dihadapan sejadah hijau. hm… sepertinya kesadaran itu menyegarkan bukan?

Toh, akhirnya kita tak bisa mengelak : ada takdir-takdir yang tidak bisa diubah (sudah kelewat soalnya, semisal aku lahir sebagai manusia, bukan binatang atau tumbuh sebagai tumbuhan) namun ada takdir-takdir yang menurutku menanti untuk diubah. Lalu, bagaimana dengan teman-teman yang kukenal ataupun yang belum kukenal? apakah telah melihat dirinya pada cermin masa depan, mendengar bisikan ‘wangsit’ tentang panggilan jiwanya yang terus mendentam-dentam didada, atau bahkan sudah bisa merasakan bahwa dirinya telah menjadi seseorang yang jauh lebih baik dibandingkan saat ini?

entahlah……

Oem. Hak & Shrom

4 Comments

  1. titintitan says:

    *di tunggu catatan2nya ya haK1m omor timb..

    Like

  2. Ely Meyer says:

    ikut nyimak

    Like

Leave a Comment