Terkadang


Terkadang saya melihat semua yang ada disekitar berhenti sekejap dan sunyi menyembul, meluas hingga ke seluruh urat darah. Saat seperti inilah momen ketika kata-kata mengalir deras seperti tak mau dibendung atau dihalangi. Ia menjelma menjadi sebuah air terjun yang mengamuk, seperti memberontak dalam pikiran. Saya tidak tahu mengapa.

Terkadang, saya juga melihat semua berjalan terlalu perlahan sehingga tiap detailnya bisa saya amati dengan jelas. Ketika ini terjadi, maka pikiran menjadi sinis terhadap dunia dan mulai merasa tak ada gunanya seluruh kehidupan ini. Korupsi, kolusi, nepotisme, money politic, penjilat-penjilat berpakaian rapi membuat saya muak. Namun ketika waktu kembali berjalan, semuanya kembali terlupakan.

Terkadang, saya juga melihat detik demi detik berjalan terlalu tergesa sehingga daun yang baru saja gugur sudah digantikan oleh daun baru. Artis yang baru jatuh sudah diganti artis baru. Pelaku kejahatan yang belum juga diadili, sudah diganti dengan pelaku kejahatan yang baru. Semuanya berjalan seperti tanpa henti, membeludak seperti sungai Ciliwung dimusim hujan. Saya pun bingung dengan semua itu, namun ketika kembali tersadarkan, semuanya kembali normal.

Terkadang, saya sadar bahwa saya sedang sadar. Saat seperti inilah semua perasaan bercampur, mulai muak hingga bahagia, mulai marah hingga tenang, mulai remuk hingga utuh, dan ternyata kesadaran jauh lebih punya warna. Meskipun terkadang terlalu menyilaukan untuk mata yang selalu terpejam.