Syair Terindah Sang Sastrawan

calculusUmar Hak1m punya cerita tentang Sastrawan. Suatu ketika sang Raja/entah sapa namanya/ penasaran ingin mengetahui proses kreatif seorang sastrawan

“Buatkan sebuah syair terindahmu”perintah raja

“insyaAllah” tukas sastrawan yang unik itu /ah mengingatkanku pada Charlie Chaplin/

selama satu bulan penuh sang sastrawan hanya duduk-duduk di halaman kamarnya. kadang ia jalan-jalan di pasar, membeli peralatan masak dan memasak beberapa menu lantas mengundang beberapa anak jalanan untuk makan bersama. sang raja memperhatikan dengan seksama apa yang menjadi ajang kreatifitas sang sastrawan mahsyur itu.

di sudut lain, kamar itu/ kamar sastrawan / lebih terlihat sunyi dari kreatifitas apapun.

singkatnya setelah satu bulan berjalan sang Raja datang kembali ke tempat sang Sastrawan dengan rasa penasaran yang membuatnya hamnpir tidak bisa tidur, alasan dasarnya sederhana, sang raja juga ingin menjadi seorang penulis hebat. ia ingat sebuah bait kata-kata Ghazali

“Jika engkau bukan anak Maha Raja, bukan anak Ulama Kabir/besar/, maka jadilah kau penulis”

“Bagaimana, ini sudah satu bulan. aku ingin mendengar syairmu”

“mari masuk” ajak sang sastrawan

/”pasti sebuah syair yang indah” pikir raja/

dan begitu dibuka…..tidak ada satupun tulisan disana. hanya ada sebuah cermin ditengah kamar. sang raja kebingungan dan bertanya tanya dalam hati. dengang tenang sang sastrawan menuntun raja menuju cermin dan memohon beliau untuk melihat cermin yang ada disana.

setelah beberapa menit melihat cermin yang ada dihadapannya, sang raja berkata “aku tidak menemukan apapun kecuali cermin yang mengkilap. tak ada tulisan kata-kata syair di sana”

sang sastrawan tersenyum lembut. menarik tiga kali tarikan nafas dalam lalu mulai berbicara:

“Syair terindah itu adalah bayangan Allah pada hati yang sebening/sejernih kaca. sehingga pantulan dari Cahaya diatas Cahaya tidak lain adalah cahaya”

dan itulah irfan/kearifan

14 Comments

  1. wex says:

    nais inpoh..

    keep posting.

    Like

    1. hak1m says:

      yup. sama-sama bro

      Like

  2. ir says:

    subhanallah..
    jd ‘penulis’ ?

    izin mncomot sbagian kt2 ny y,mar?

    Like

    1. hak1m says:

      mangga damang

      Like

  3. arohmanpanji says:

    wah, ente emang cocoknya kuliah di Ilmu budaya ^_^

    Like

    1. hak1m says:

      mungkin bro.. thanks…

      Like

  4. Wah mumet bro…
    Tapi aku suka kalimat: Jika kau bukan anak maha raja atau ulama’ besar, jadilah penulis !

    Inspiring bro.
    Btw blogmu yang baru ini yang aku masukkan link alamat dari blogku ya.. ^ ^

    Like

    1. hak1m says:

      ya,… semoga saling menginspirasi….

      Like

  5. kopral cepot says:

    wah bersyukur nih bisa ketemu sastrawan disini ..

    salam kenal n sakses

    Like

  6. Ir says:

    Oy mar,knpa film ny ga d link d blog mar?
    Kykny itu bkin sy mkin kngen nglegi..setahun lewat mar..

    Like

    1. hak1m says:

      dah di upload di youtube. kemarin coba ane upload di wp tapi gak bisa je….

      Like

  7. niefha says:

    selalu suka dg tulisane umar. walopun susah dimengerti. ha ha..

    setuju ama Panji!

    Like

  8. ir says:

    iy mar,udh q buka d youtube..
    hasilny makin bkin ak kangen nglegi..ap kbr mreka?
    trakhr ksna staun lalu..

    Like

Leave a Comment